Salah satu program  kerja tahunan SMA Negeri Plus Provinsi Riau adalah melaksanakan Program Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa kelas XII dalam rangka Pengabdian Masyarakat Desa (PMD). Kegiatan PKL siswa SMAN Plus Provinsi Riau akan dilaksanakan pada tanggal 18-24 Desember 2019. PKL untuk kelas XII pada tahun 2019 ini akan dilaksanakan di Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar.
Tim Survey PKL SMA Negeri Plus yang di pimpin oleh Bapak Edi Sutono, M.Pd beserta beberapa guru dan siswa kelas XII telah melakukan serangkaian kegiatan sosialisasi dan justifikasi kepada Masyarakat Desa Koto Mesjid tentang program PKL SMA Negeri Plus Provinsi Riau pada hari Kamis dan Jum’at tanggal 1-2 Agustus 2019. Kepala Desa Koto Mesjid Bapak Arjunalis menyambut baik kegiatan ini karena baginya masyarakat desa Koto Mesjid sangat welcome bagi siapapun yang ingin menimba ilmu dan mencari pengalaman serta sharing informasi dengan masyarakat desa Koto Mesjid.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Koto Mesjid Bapak Wan Chandra juga menyatakan kesiapan  masyarakat Desa Koto Mesjid dalam menyambut siswa siswi SMA Negeri Plus Provinsi Riau yang akan melaksanakan program PKL di desa Koto Mesjid. Baginya, dengan kedatangan siswa siswi SMA Negeri Plus di Desa Koto Mesjid akan menambah semangat dan motivasi para remaja dan anak anak untuk belajar lebih giat dalam mempersiapkan masa depannya. 
Tim survey PKL SMAN Plus juga diajak berkeliling desa Koto Mesjid untuk melihat sarana prasarana desa, UMKM, dan juga produk produk andalan Desa Koto Mesjid yang identik dengan ikan patin. Menurut Bapak Arjunalis, setiap hari Desa Koto Mesjid dapat menghasilkan 16 ton ikan patin yang telah diolah dalam bentuk 9 turunan seperti; ikan asin, abon, nuget, salai dan lain lain. Hal ini semakin meyakinkan bahwa Desa Koto Mesjid merupakan tempat yang sangat tepat dan layak untuk dijadikan tempat Praktek Kerja Lapangan siswa SMA Negeri Plus Provinsi Riau. 
Selain itu, ternyata Desa Koto Mesjid merupakan Desa yang sudah sangat populer dalam menghasilkan ikan patin. Telah banyak lembaga, organisasi, perusahaan, pemerintah daerah maupun institusi lain yang pernah mengadakan studi banding ke Desa Koto Mesjid. Bahkan para pejabat PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebagai salah satu Perusahaan BUMN yang dipimpin oleh ibu Nafsiah Dahlan Iskan pernah menghadiri panen raya ikan patin, memasak ikan patin dan juga menginap dirumah warga desa Koto Mesjid  beberapa tahun yang lalu.
Nilai positif lain dari desa Koto Mesjid yang semakin membuat tim survey SMAN Plus terkagum kagum adalah bangunan-bangunan rumah di desa tersebut. Rata-rata rumah dibangun cukup megah, besar, dan indah. Jauh dari kesan rumah-rumah di pedesaan. Meski, masih ada saja beberapa rumah yang memang terbuat dari kayu. Menurut Suhaimi, salah satu tokoh masyarakat yang merupakan pelopor ternak ikan patin menyatakan ”Ya, rumah-rumah di sini memang banyak yang mulai dibangun. Ini seiring semakin baiknya penghasilan warga sini karena memelihara ikan patin,”
Desa Koto Mesjid sebenarnya merupakan pecahan dari Desa Pulau Gadang yang terletak sekitar 10 kilometer (km) dari lokasi Desa Koto Mesjid. Seiring dengan proses pembangunan PLTA Koto Panjang maka seluruh warga dari Desa Pulau Gadang harus direlokasi ke Desa Koto Mesjid  karena Desa Pulau Gadang adalah salah satu desa yang terdampak pembangunan PLTA Koto Panjang. ”Kami dari daerah pesisir dipindah ke pegunungan dengan diberi uang suguh hati (uang saku), tanah seperempat hektar untuk rumah, dan 2 hektar lahan kebun,” ujar Suhaimi. Warga diberi lahan kebun karena selama ini pekerjaan utama mereka adalah berkebun karet. Suhaimi mengisahkan, awalnya warga hidup dengan keterbatasan. Kebun yang ditanami karet belum memberi hasil. Namun kian lama usaha Suhaimi membuahkan hasil. Dari hanya dikerjakan sendiri, ia mulai memiliki pekerja. Tahun 2003, dengan mendapat suntikan dana dari Telkom, usaha Suhaimi kian berkembang. Warga mengikuti jejaknya. 
Selain itu, ternyata  PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) telah menyalurkan dana pinjaman untuk budidaya ikan patin di Desa Koto Mesjid dan Pulau Gadang, Kabupaten Kampar, Riau sebesar Rp Rp 8 miliar. Senior General Manager (SGM) Community Development Center, Ade Sulchi, mengatakan bahwa pemberian pinjaman dana bergulir adalah program yang sudah dilakukan Telkom sejak tahun 2003 dengan tujuan membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Sejak 2003 hingga triwulan kedua 2012, Telkom telah menyalurkan dana pinjaman sebesar Rp 8 miliar kepada 185 UMK Binaan Telkom di Koto Mesjid dan Pulau Gadang,” kata Ade Sulchi.
Pada 19-20 Februari 2013, bertempat di Desa Koto Mesjid, Kabupaten Kampar, Riau, digelar kegiatan Panen Raya Ikan Patin. Kegiatan ini dihadiri istri Menteri BUMN Ibu Nafsiah Sabri Dahlan Iskan, istri Direktur Utama Telkom Ibu Poni Iravati Arief Yahya, istri Direktur Human Capital & General Affair Telkom Ibu Kirana S. Priyantono Rudito, dan istri Direktur Konsumer Telkom Ibu Sisca Natalleny Sukardi Silalahi.
Desa Koto Mesjid adalah desa transmigrasi akibat dari pembangunan waduk PLTA Koto Panjang yang mayoritas berasal dari penduduk tempatan dengan berbagai macam mata pencaharian. Untuk usaha di bidang perikanan, sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1998. Pada tahun 2008, usaha sektor perikanan mengalami kemajuan dan memberikan “warna” tersendiri bagi desa Koto Mesjid.
Dengan adanya budidaya ikan Patin, kini Kabupaten Kampar, Riau dikenal sebagai penghasil ikan patin terbesar di Sumatera. Desa Koto Mesjid yang letaknya di Kecamatan XIII Kabupaten Kampar dikenal dengan julukan “Kampung Patin” dan mengusung motto “Tiada Rumah Tanpa Kolam Ikan”. Lebih dari 700 kolam dengan luas 50 ha kini disulap menjadi kolam ikan patin. Dari budidaya ini, sedikitnya menghasilkan sebanyak 16 ton ikan patin per harinya.
Program yang bekerja sama dengan Pemkab Kampar ini berhasil menyerap sebanyak 216 tenaga kerja dengan penghasilan perbulan 5-6 juta. Tingkat pertumbuhan desa mengalami peningkatan kolektibilitas kumulatif sebesar 92% mencakup penghasilan/bulan, jumlah rumah, jumlah kolam, dan jumlah mobil yang dimiliki masyarakat. Pada tahun 2010, Desa Koto Mesjid meraih penghargaan Adi Bakti Mina Bahari Pembudidaya Teladan, Juara 1 untuk pengolahan ikan patin di propinsi Riau, dan ditetapkan sebagai salah satu Desa Pengembangan Terpadu.

By fadhly

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *