Artikel Bidang TIK
Artikel Bidang TIK Oktavianus, M.Kom sebagai Guru BK TIK SMAN Plus Provinsi Riau

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. LATAR BELAKANG

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin cepat telah mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Berkembangnya pemanfaatan media internet sebagai sarana interaksi sosial telah mengantarkan banyak kemudahan komunikasi maupun informasi dalam segala bidang. Terutama pada dunia bisnis yang saat ini menghadapi persaingan global yang ketat. Saat ini internet menjadi unggulan bagi para pebisnis dalam usaha memenangkan persaingan bisnis. Ini didasari oleh meningkatnya pengguna internet di dunia yang dimana memudahkan para pebisnis untuk memasarkan dan mengembangkan lahan bisnisnya.

Munculnya internet berawal dari riset untuk pertahanan dan keamanan serta pendidikan, sekarang berkembang menjadi perangkat pendukung bisnis yang sangat berpengaruh. Zaman sekarang internet juga merupakan kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan menemukan segala macam informasi sampai ke seluruh dunia. Internet tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena internet sekarang bukan hanya sebagai trend tetapi merupakan kebutuhan.

Selain itu internet memang memiliki keunggulan sebagai alat dan tujuan bisnis yang sekaligus memiliki daya jangkau pasar hingga ke seluruh dunia. Kebutuhan internet sangat penting sehingga selalu mengalami peningkatan ditiap tahunnya. Salah satu negara pemakai internet yang mengalami peningkatan adalah Indonesia.

Sejalan dengan berkembangnya internet, muncul pemahaman baru mengenai paradigma pemasaran berupa konsep pemasaran modern yang berorientasi pada pasar atau konsumen atau revolusi pemasaran berupa electronic market place (Arnott dan Bridgewater, 2002; Bakos, 1999; Chaffey et. al., 2000; Eid dan Trueman, 2002). Dalam konteks ini marketing dalam metode internet mempunyai sebuah efisiensi yang optimal dalam sebuah pemasaran serta dapat menciptakan penawaran yang tepat serta optimal dalam media sosial internet. Perkembangan tersebut sangat relevan dalam kemajuan tekhnologi sebagai dasar hubungan sosial yang dapat terhubung melalui media elektronik secara luas serta universal, dalam hal ini perusahaaan mampu menciptakan pasar yang optimal serta peluang yang lebih besar dalam advertising melalui website sosial serta media internet.

Internet dapat mempengaruhi bisnis yang lebih modern dan maju di masa yang akan datang sehingga perkembangan ekonomi tersebut serta telekomunikasi diharapkan dapat mampu menciptakan infrastruktur informasi baru di era digital. E-commerce dapat digunakan oleh banyak perusahaan untuk memperkenalkan produk mereka secara cepat dan detail mengenai produk tersebut secara jelas, hal itu akan mempermudah dalam mempromosikan produk dalam konsumen. E-commerce (electronic commerce) juga memiliki pangsa pasar yang luas karena banyaknya pengguna internet yang semakin lama semakin banyak digunakan oleh khalayak luas baik pemerintah maupun masyarakat umum, pengertian dari e-commerce atau electronic commerce adalah suatu konsep yang menjelaskan proses pembelian, penjualan dan pertukaran produk, service dan informasi melalui jaringan komputer yaitu internet (Turban, 2002). E-commerce dapat menciptakan pasar yang potensial terhadap telekomunikasi dunia secara visual melalui homepage website atau world wide web (WWW)

E-commerce merupakan proses pembelian, penjualan atau pertukaran barang/jasa dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet. Bagi sebagian perusahaan besar e-commerce menjadi bagian dalam pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan dan pembayaran para pelanggan dengan dukungan dari jaringan para mitra bisnis di seluruh dunia. Perkembangan e-commerce di Indonesia berjalan seiring berkembangnya internet sejak pertama kali masuk indonesia di awal tahun 1990-an. Saat ini kegiatan e-commerce di Indonesia merambah berbagai jenis kegiatan bisnis dari skala industri kecil sampai kepada industri yang besar. Kegiatan e-commerce dalam skala kecil saat ini telah menjamur di seluruh penjuru Indonesia, ini disebabkan karena tersedianya berbagai macam wadah untuk bertransaksi secara online dengan mudah. Seperti pada penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook yang pada awalnya hanya berfungsi sebagai situs pertemanan dan pertukaran informasi sesama teman atau kerabat dekat, saat ini telah beralih fungsi sebagai lahan marketing suatu perusahaan maupun toko online dalam skala industri rumahan. Tidak hanya situs jejaring sosial seperti Facebook. Media online lainnya seperti Forum, blog dan microblog seperti Twitter dapat menjadi wadah untuk melakukan kegiatan e-commerce di dunia maya.

Pada dasarnya proses berbelanja pada FJB (Forum Jual Beli) tidak terlalu berbeda dengan belanja yang dilakukan secara konvensional. Terdapat pencarian barang, adanya interaksi antara penjual dan pembeli, tawar-menawar, sampai persetujuan pembelian barang dan pengiriman. Hanya saja kemudahan yang menjadi unggulan dalam berbelanja online yaitu semua tata cara berbelanja tersebut dapat kita lakukan dimana saja selama terdapat jaringan terkoneksi dengan internet. Jika diibaratkan dalam dunia belanja lebih mirip kepada pasar tradisional skala besar seperti pasar Tanah Abang yang menjual segala macam barang baik baru, bekas, asli ataupun tiruan yang berbeda adalah tidak adanya interaksi antar muka secara langsung antara penjual dan pembeli.

Bagi konsumen, belanja online akan sangat tinggi jika mereka merasa puas akan kualitas jasa dari sistem penjualan online di situs tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jiang dan Rosenbloom(2001), harga, kepuasan pelanggan saat berbelanja online serta kepuasan pelanggan setelah melakukan pembelian menjadi indikator dimana suatu situs toko online dapat mempertahankan pelanggannya dengan cara meningkatkan minat berbelanja kembali kepada situs tersebut. Menurut Jia, Shen (2008) faktor kepercayaan juga berpengaruh terhadap intensi seseorang untuk berbelanja kembali pada suatu toko online.

Banyak metode yang diterapkan dalam marketing sebuah perusahaan dengan cara yang bermacam-macam dan metode itu terus berkembang menjadi sesuatu yang baru serta inovatif sehingga produsen dan konsumen mampu bertemu serta bertaransaksi melalui media tertentu termasuk dengan internet marketing yang memudahkan konsumen menentukan dan bertransaksi jual beli melalui media tersebut secara bebas serta tidak memerlukan tempat maupun waktu karena semua orang dapat bertransaksi secara bebas dalam internet.

Hal ini juga dapat menguntungkan dari segi cost maupun financial karena internet tidak memerlukan pengeluaran biaya yang terlalu banyak untuk melakukan promosi produk secara door to door ataupun launching produk, mereka hanya perlu menggunakan jaringan internet untuk membuat sebuah informasi yang berkaitan dengan produk mereka pada suatu website, ini akan berpengaruh terhadap pendapat perusahaan karena lebih menguntungkan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage). Website mempunyai informasi yang merupakan media penting yang berperan dalam pengambilan keputusan. Informasi yang cepat dapat membantu kinerja perusahaan untuk tetap stabil dalam mengendalikan pasar. Adanya kemajuan dalam jaringan telepon digital, interactive cable television, personal computers, jasa/pelayanan online, dan internet membuat informasi semakin cepat dan mudah di peroleh (Paul, 1996). Media sosial internet merupakan sumber informasi yang paling banyak digunakan dalam perusahaan. Karena internet dapat menjangkau semua wilayah, potensial dan cepat untuk menyampaikan berbagai informasi secara universal, berkualitas, dan hampir tidak memerlukan cost (Adelaar, 2000; Talha et al.). Internet juga memiliki daya tarik dan keunggulan bagi para konsumen maupun organisasi atau komunitas misalnya dalam kenyamanan, akses 24 jam sehari, efisiensi alternatif  ruang maupun pilihan yang relatif tak terbatas, personalisasi, sumber informasi potensial, dan lain-lain (Chandra, 2001).

RUMUSAN MASALAH

  1. Apa factor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk berbelanja online
  2. Apa dampak bisnis online terhadap perekonomian Indonesia

 

TUJUAN PENULISAN

  1. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk berbelanja online
  2. Menganalisis dampak bisnis online terhadap perekonomian Indonesia

 

MANFAAT PENULISAN

  1. Memberikan kontribusi praktis dan bermanfaat untuk usaha bisnis online
  2. Merumuskan strategi pemasaran guna mempertahankan keunggulan kompetitif dan terus mengembangkan inovasi baru dari sistem belanja online,
  3. Memberikan kontribusi sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya mengenai dimensi kepuasan pelanggan dalam berbelanja online (e-satisfaction) dan loyalitas pelanggan terhadap suatu situs internet (e-loyalty).

 

BAB II

KAJIAN TEORITIS

 

  1. E-commerce

E-commerce merupakan konsep dagang berupa prosedur dan mekanisme jual-beli yang terdapat pada internet. Menurut definisinya, e-commerce merupakan suatu konsep yang menjelaskan proses pembelian, penjualan dan pertukaran produk, servis dan informasi melalui jaringan komputer yaitu internet Turban (2000). Menurut Kalakota, dalam Handojo (2009), e-commerce dapat dilihat dari 4 macam sudut pandang, antar lain

  1. Sudut pandang komunikasi, e-commerce merupakan pengiriman barang, servis, informasi atau pembayaran melalui jaringan computer;
  2. Sudut pandang bisnis proses, e-commerce merupakan aplikasi teknologi yang dapat melakukan transaksi bisnis dan arus kerja yang otomatis;
  3. Sudut pandang servis, e-commerce merupakan peralatan yang dapat memenuhi keinginan perusahaan, pelanggan dan manajemen untuk memotong biaya servis selama pengembangan kualitas barang dan peningkatan kecepatan layanan pengiriman;
  4. Sudut pandang online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk memebeli dan menjual produk dan informasi melalui internet dan layanan online

Selain itu Turban (2000), menyebutkan terdapat dua sudut pandang lain yang dapat digunakan untuk mendefinisikan e-commerce, yaitu

  1. Sudut pandang kolaborasi, e-commerce sebagai fasilitator yang digunakan untuk memungkinkan terlaksananya proses kolaborasi pada suatu organisasi baik antar organisasi maupun inter organisasi;
  2. Sudut pandang komunitas, e-commerce merupakan tempat berkumpul bagi anggota suatu komunitas untuk saling belajar, berinteraksi, bertransaksi dan berkolaborasi.

E-commerce dapat diklasifikasikan kedalam beberapa aspek. Tetapi menurut Handojo, Yulia dan Gunadi (2009), secara umum e-commerce dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe, antara lain

  1. B2C (Business to Customer), dalam tipe ini transaksi online berhubungan langsung antara pelaku bisnis dengan pelanggan secara individual, contoh : pesanan buku online, pembelian tiket pesawat terbang;
  2. B2B (Business to Business), dalam tipe ini bisnis membuat transaksi online dengan bisnis lainnya., contoh : layanan online, pembelian bahan bakar;
  3. B2E (Business to Employee), dalam tipe ini informasi dan servis dibuat secara online untuk para pekerja, contoh : pelatihan online dan perbankan online.

 

  1. Belanja Online

Belanja online atau belanja daring pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon Computers. Aldrich menyambungkan televisi berwarna saat itu dengan komputer yang mampu memproses transaksi secara realtime melalui sarana kabel telepon. Mulai saat itu Aldrich menjual sistem belanja daring yang ia temukan ke seluruh penjuru Inggris. Dalam jangka waktu setahun belanja daring secara luas digunakan di Inggris dan beberapa negara di Eropa seperti Perancis.

Pada awal tahun 1990-an, belanja daring mulai dikenal di dunia, berberapa pelopor dalam internet shopping saat itu seperti Books.com, Amazon.com serta Pizza Hut mulai memanfaatkan internet sebagai media untuk berjualan. Dimana saat itu para pelanggan mulai dapat melakukan pilihan terhadap barang, pemesanan sampai pembayaran dapat dilakukan secara online. Pada tahun-tahun berikutnya sistem belanja daring memiliki beberapa peningkatan terutama pada sistem keamanannya yang dimana pembobolan dan pencurian digital semakin marak. Pada tahun 1996, e-Bay mulai lahir dan sampai saat ini telah berkembang menjadi salah satu situs transaksi online terbesar di dunia.

Untuk awal masuknya di Indonesia, belanja daring tidak memiliki catatan historis yang pasti, tetapi saat ini perkembangan belanja daring mulai terasa disekitar kita. Berbagai pemanfaatan media di dunia maya menjadikan Indonesia sebagai marketplace online yang patut diperhitungkan di mata dunia terutama untuk kawasa Asia Tenggara.

Dari berbagai sejarah dan perkembangan belanja online, dapat kita tarik sekimpulan bahwa belanja daring merupakan suatu bentuk perdagangan elektronik yang dimana tempat bertemunya penjual dan calon pembeli terdapat dalam media internet.

Pada sproses belanja online terdapat beberapa cara bertransaksi yang biasanya sering digunakan oleh para anggotanya, antara lain :

  1. Cash on Delivery (COD)

Suatu sistem bertransaksi yang melibatkan penjual dan pembeli dengan cara melakukan pertemuan langsung oleh keduanya setelah adanya kesepakatan. Keuntungan dari cara ini yaitu si pembeli dapat menerima langsung barang yang dibelinya begitu pula kepada si penjual yang menerima langsung uang yang dibayarkan si pembeli. Intinya pada sistem ini kekhawatiran akan penipuan pada pengiriman barang dapat dihindari, tetapi patut diperhatikan bahwa transaksi ini harus dilakukan ditempat umum yang ramai guna menghindari adanya tindak pemerasan dari salah satu pihak.

  1. Rekening Bersama (Rek Ber)

Untuk saat ini sistem rekber merupakan cara bertransaksi paling aman dalam melakukan pembelian online pada suatu forum. Sistem ini melibatkan pihak ke-3 yang sama-sama dipercaya oleh penjual maupun pembeli. Cara kerja sistem ini yaitu dengan cara menitipkan pembayaran kepada pihak ke-3 selama barang yang dipesan masih dalam masa pengiriman. Setelah barang sudah diterima oleh si pembeli, barulah pihak ke-3 mengirimkan pembayaran kepada si penjual. Cara ini menguntungkan baik bagi si penjual maupun si pembeli karena meminimalisir tindak penipuan terhadap kedua belah pihak

  1. Transfer

Sistem transaksi ini merupakan sistem yang paling sering dilakukan pada suatu forum jual beli. Sistem ini bekerja dengan cara setelah calon pembeli melakukan pemesanan suatu barang maka si pembeli tersebut harus mengirimkan sejumlah uang (atau sebagian) ke dalam rekening si penjual, barulah setelah itu si penjual mengirimkan barang yang di pesan ke alamat yang disebutkan oleh pembeli. Cara seperti ini sering dilakukan karena sangat sederhana tanpa perlu repot melibatkan pihak ke-3 atau harus bersusah payah menuju tempat pertemuan yang jauh jaraknya. Tetapi sistem ini rentan akan penipuan yang biasanya terjadi setelah si pembeli mengirimkan pembayaran ke penjualnya tetapi barang yang di pesan tidak pernah sampai ketangan pembeli. Tips yang paling baik dalam melakukan transaksi ini adalah dengan mempelajari testimoni dan informasi terhadap si penjual.

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Untuk Berbelanja Online

Minat seseorang untuk berbelanja sangat dipengaruhi oleh kenyamanan, kepuasan serta persepsi harga yang diberikan oleh suatu toko. Tentunya terlepas dari kebutuhan akan seseorang. Ketiga faktor diatas merupakan faktor kunci dalam mendapatkan hati pelanggan dalam berbelanja. Persepsi negatif terhadap kewajaran harga mengurangi minat berbelanja para pelanggan diambil dari Lee, Illia dan Lim (2009). Dalam penelitian terdahulu Jian dan Rosenbloom (2005), mengatakan bahwa kepuasan pelanggan setelah berbelanja online menjadi pengaruh yang kuat dalam menarik intensi pelanggan agar berbelanja kembali pada toko online yang sama. Pengaruh ini memiliki peringkat teratas dibandingkan dengan harga serta kenyamanan saat berbelanja.

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam menarik minat seseorang dalam berbelanja. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Menurut Kotler (2006), harga adalah uang yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan suatu produk.

Pada penelitian mengenai persaingan diantara jenjang kualitas yang dipengaruhi oleh perubahan naik turunnya harga Shivakumar dan Raj (1997), menemukan bukti empiris bahwa dengan mengurangi harga maka akan meningkatkan ancaman ketika harga yang pada nantinya akan dinaikkan. Dengan adanya kasus seperti ini pelanggan akan mempertimbangkan harga yang telah lalu dan membentuk pengharapannya di masa yang akan datang, sehingga jiga harga dimasa depan tidak sesuai dengan harapan pelanggan maka bukannya tidak mungkin pelanggan dapat berpaling kepada produk yang lain.

Harga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi perilaku pelanggan dalam pembelian mereka, karena suatu barang dan jasa pastilah mempunyai nilai. Sedangkan nilai itu sendiri didasarkan dari harga yang merupakan tolak ukur dari barang dan jasa yang bersangkutan. Menurut Tsai (2005), perceived price adalah pertimbangan pelanggan terhadap kelayakan harga produk dan kemampuannya untuk membeli produk tersebut. jadi harga merupakan variabel keputusan terpenting yang diambil oleh pelanggan untuk membeli suatu produk.

Kepuasan pelanggan menjadi indikasi utama bagi para pelanggan untuk menyukai suatu toko online. Kepuasan menangkap reaksi psikologis yang kompleks yang pelanggan miliki terhadap produk atau kinerja penyedia layanan toko online untuk jaka waktu tertentu (Oliver, 1997) diambil dari Jian dan Rosenbloom. Kepuasan pelanggan selama bertransaksi didasari orang kenyamanan saat berbelanja serta kepuasan setelah transaki telah berakhir. Ini disebut juga sebagai in-process Satisfaction yaitu proses yang menggambarkan kepuasan pelanggan dalam suatu rangkaian peristiwa transaksi sehingga menentukan kepuasan secara menyeluruh (Overall Satisfaction) dan niat perilaku pelanggan Jian dan Rosenbloom . Ini merupakan variabel penting dalam beberapa kajian literature tentang e-commerce terutama menyangkut tentang pembelian produk secara online. Dalam penelitiannya Jia, shen (2008) mendapati bahwa kepercayaan berpengaruh signifikan positif terhadap minat pembelian suatu produk di internet. Berbagai penipuan dan pembobolan kartu kredit di internet menjadikan Kepercayaan (Trust) menjadi modal utama dalam menarik minat pelanggan agar berbelanja ditoko online. Ini merupakan tugas bagi para penjual online agar menciptakan keamanan sehingga pelanggan dapat percaya dan tenang dalam bertransaksi dengan penjual tersebut.

Selain itu kepercayaan pembeli terhadap suatu toko online juga terletak pada popularitas toko online tersebut. Semakin popular toko tersebut maka pembeli semakin yakin dan percaya akan keamanan bertransaksi dengan toko tersebut Pavlou (2003). Selain itu adanya jaminan dari toko online tersebut terhadap keamanan transaksi berbelanja juga meningkatkan kepercayaan para calon pembeli. Misalnya dengan memberikan cash back apabila terjadi penipuan atau ketidaksesuaian barang yang dipesan.

  1. Apa dampak bisnis online terhadap perekonomian Indonesia

Bisnis online memiliki manfaat :

  1. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
  2. Menurunkan biaya operasional (operating cost).

Transaksi online adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi

  1. Melebarkan jangkauan (global reach).

Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer.

  1. Meningkatkan customer loyalty.

Ini disebabkan karena sistem transaksi online menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.

  1. Meningkatkan supply

Transaksi online menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.

  1. Memperpendek waktu produksi

Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena online serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.

Tanpa kita sadari bisnis online kini mempunyai pengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia, sebagai sektor perekonomian baru bisnis online di indonesia memberikan dampak yang luar biasa terhadap pola fikir masyarakat Indonesia yang masih tradisional, Indonesia merupakan negar berkembang  yang sedang berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi, bisnis online kini menjadi rekomendasi sebagai pembawa perubahan terhadap perekonomian bangsa Indonesia, dengan adanya bisnis online ini, pendapatan bangsa Indonesia semakin meningkat sebab dengan adanya pajak yang diberlakukan untuk bisnis tersebut, pendapatan negara dari pajak bisnis online dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, karena mulai banyak masyarakat Indonesia yang beralih ke bisnis online dalam berbagai usaha/bisnisnya, apalagi bisnis online sekarang sudah populer ke penjuru dunia, dengan adanya bisnis online angka pengangguran mulai berkurang dinegara kita, sebab yang tidak mempunyai pekerjaan namun mempunyai kreatifitas dan inisiatif maka bisnis/usaha online menjadi pilihan yang tepat karena dipertimbangan dari beberapa aspek lebih unggul dibanding dengan usaha offline. Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang oleh karna itu salah satu usaha untuk menjdi negara yang maju ialah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ,lantas hala apakah yang dapat mendukung proses tersebut.

Angka kemiskinan ialah hal pertama yang harus diperhatikan, menyediakan lapangan pekerjaan ialah solusi untuk mengatasi hal tersebut,namun kenyataan nya hal ini masih bertentangan dengan fakta karna pertumbuha penduduk terutama di bumi pertiwi yang kian hari mengalami peningkatan rasanya tak mungkin untuk membuka lapangan pekerjaan yang mencukupi .lahan pun semakin sempit namun manusia telah dibekali akal oleh sang maha agung untuk berfikir secara kritis,solusi terbaik ialah memanfaatkan perkembangan IT sebagai pembantu dalam meningkatkan sektor perekonomian ,dengan hal tersebut maka angka pengangguran dan kemiskinan mampu terkikis sedikit demi sedikit.

Pengaruh berkembangnya IT dalam bidang bisnis amatlah berperan dalam mewujudkan peningkatan sektor perekonomian demi mewujudkan cita cita bangsa indonesia untuk menjadi lebih maju dan dapat mengikuti peradaban baru yang dibawah oleh kemajuan teknologi, mengapa amat berpengaruh? Dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang efisien tanpa harus memekan tempat bisnis online teleh menjawab semuanya ,dengan hadirnya toko toko onlin yang sedang booming membuat negara mulai membuat undang undang mengenai pajak toko online dan hal tersebut tidak merugikan antara pihak rakyat maupun pemerintah ,disini munculnya keseimbangan dalam perekonomian, tanpa kita sadari dengan terciptanya undang-undang bisnis online pendapaatan devisa negarapun mengalami peningkatan , dengan hal tersebut memenglah menguntungkan bagi bangsa ini untuk meningkatkan sektor perekonomian yang produktif demi memajukan bangsa indonesia.

Namun kita tak boleh berhenti dengan solusi ini karna masih banyak cara untuk meningkatkan sektor perekonomian  mengapa harus seperti itu? Bicara mengenai usaha berbisnis online tentunya yang harus difikirkan ialah bagai mana cara untuk memasarkan produk dengan cepat sehingga membawa dampak untuk peningkatan sektor perekonomian bangsa. Teknik dan siasat pun perlu disusun dalam melakukan bisnis online ,dengan mengangkat hal yang unik dan inovatif  untuk di pasarkan tak menutup kemungkinan hala ini dapat  menjadi siasat jitu dalam menarik perhatian konsumen ,namum hal yang mendasar tak patut untuk kita lupakan yaitu ketekunana dan keberanian anda lah yang menjadi bahan bakar untuk mewujudkan indonesia lebih maju.

Ekonomi digital memang memiliki dampak yang signifikan terhadap pembangunan di Indonesia. Laporan dari Oxford Economics (2016) menyebutkan bahwa keberadaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan jumlah lapangan kerja di Indonesia. Secara khusus, setiap 1 persen peningkatan penetrasi mobile diproyeksikan menyumbang tambahan 640 juta US Dollar kepada PDB Indonesia serta membuka 10.700 lapangan kerja baru pada tahun 2020. Kontribusi sektor TIK makin terasa signifikan terhadap PDB Indonesia, mengingat sektor TIK menyumbang 7.2 persen dari total PDB Indonesia. Walaupun angka ini masih jauh dibandingkan sektor lain, namun sektor TIK mengalami pertumbuhan sekitar 10 persen yang merupakan pertumbuhan terbesar dibandingkan sektor lain. Pertumbuhan ini pun juga jauh lebih besar dibandingkan pertumbuhan rata-rata PDB nasional yang hanya 5 persen. Maka tidak mengherankan jika pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang besar terhadap sektor ekonomi digital.

Setidaknya terdapat 3 sektor yang sedang mengalami pertumbuhan pesat, yaitu on-demand services, financial technology (fintech), dan e-commerce. Di sektor on-demand services, Go-Jek menjadi pelopor utama dengan layanan pemesanan ojek berbasis aplikasi. Meskipun sudah berdiri sejak 2010, namun Go-Jek sendiri baru merilis aplikasi pada tahun 2015, dan sejak saat itu pertumbuhan layanan berbasis on-demand menjadi tumbuh pesat di Indonesia. Mengusung slogan “an ojek for every need”, Go-Jek memfasilitasi hampir semua layanan secara on-demand, mulai dari pengiriman barang, pemesanan makanan, bahkan hingga hal-hal yang tak terpikirkan sebelumnya seperti jasa cuci mobil dan bersih-bersih rumah.

Dampak yang ditimbulkan Go-Jek sangat signifikan. Dampak positifnya sudah jelas, Go-Jek mendorong pertumbuhan lapangan kerja baru yang menjanjikan yang dapat memberikan pemasukan lebih dibanding industri konvensional dengan jam kerja fleksibel. Selain itu, Go-Jek juga mencoba menjadi solusi atas absennya pemerintah dalam menyelesaikan masalah kemacetan dengan menawarkan mobilitas yang tinggi. Namun, banyak pula dampak disruptif yang ditimbulkan Go-Jek, terutama terhadap para ojek dan taksi konvensional. Penghasilan yang menurun dan kompetisi yang dirasa tidak adil menjadi pemicunya, sehingga banyak terjadi penolakan di daerah-daerah bahkan sampai berujung anarkis. Pemerintah pun berusaha turun tangan dengan meregulasi para pemain baru ini, namun regulasi yang ada terkesan terlalu berpihak kepada para pemain lama. Menarik untuk diikuti bagaimana dinamika kedepannya, mengingat tren layanan seperti ini masih akan tumbuh pesat dalam beberapa tahun kedepan.

Industri Fintech juga menjadi salah satu primadona yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Laporan dari Daily Social mencatat bahwa dalam dua tahun terakhir pertumbuhan fintech start-up mencapai 78%, dan sebagian besar fokus di sektor pembayaran. Hal ini wajar mengingat fakta bahwa saat ini hanya 36% dari orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank. Padahal, teknologi finansial adalah enabler penting bagi kesuksesan ekonomi digital. Selain itu, dampak dari fintech sendiri sangat terasa dalam hal mempromosikan layanan finansial yang inklusif. Dengan adanya fintech, masyarakat dapat melakukan pembayaran lewat pulsa telepon ataupun lewat minimarket secara mudah dibanding harus melakukan transfer lewat bank. Menyadari pertumbuhan industri fintech ini, pemerintah lewat Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersikap sangat supportif dengan menyusun peraturan mengenai peer-to-peer Fintech lending serta membuka Bank Indonesia Fintech Office (BI FTO) untuk memantau segala dinamika pertumbuhan industri fintech di Indonesia.

E-commerce juga menjadi industri yang mengalami pertumbuhan signifikan di Indonesia. Hal ini didasari fakta bahwa 8 juta masyarakat Indonesia sudah berbelanja secara online dan diprediksi terus meningkat. Perilaku konsumtif dan digital dari masyarakat Indonesia, ditambah meningkatnya jangkauan pasar menjadi pendorong utama. Tren ini pula yang membuat banyak pemain yang selama ini berjualan secara offline turut membuka toko online. Meski begitu, sektor e-commerce di Indonesia baru berkontribusi sebesar 0.8% dari total penjualan ritel, jauh dibawah Tiongkok (11%) dan Amerika Serikat (8%). Untuk itu, sesuai visi ekonomi digital 2020 yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, Indonesia mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mendukung ekosistem e-commerce di Indonesia, seperti Paket Kebijakan Ekonomi 14 tentang peta jalan e-commerce, 1 juta domain name gratis, digitalisasi 50 juta UKM, dan gerakan 1000 start-up digital.

Melihat potensi yang besar di Indonesia, Visi Ekonomi Digital Indonesia 2020 bukanlah sebuah mimpi yang tak mungkin dicapai. Namun, ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan bersama, tidak hanya oleh Pemerintah Indonesia tapi juga oleh berbagai pihak terkait. Pertama, mengurangi kesenjangan digital di Indonesia. Pemerintah harus memastikan bagaimana masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada bisa mendapatkan akses yang sama kepada layanan telekomunikasi, mengingat infrastruktur adalah syarat utama kesuksesan ekonomi digital. Hal ini memang menjadi salah satu perhatian Pemerintah lewat peluncuran rencana pitalebar Indonesia 2014-2019 dan penyelesaian pembangunan Palapa Ring di kawasan Indonesia Timur. Rencananya, proyek ini akan selesai pada 2019 sehingga diharapkan akses ke jaringan telekomunikasi akan semakin baik.

Isu kedua adalah terkait SDM. Walaupun start-up digital mengalami pertumbuhan yang masif, namun kebanyakan dari mereka mengalami kesulitan dalam hal menemukan talenta yang berkualitas dan sesuai kebutuhan industri. Akibatnya, sering terjadi talent war antar start-up dimana seorang talenta berkualitas menjadi rebutan berbagai start-up. Salah satu yang menjadi akar permasalahannya adalah sektor pendidikan tinggi Indonesia yang belum dapat menghasilkan SDM yang sesuai kebutuhan industri. Mengingat pentingnya SDM sebagai kunci peningkatan daya saing start-up Indonesia di kancah internasional, kolaborasi sektor bisnis dan akademik perlu ditingkatkan kembali sehingga tidak terjadi mismatch antara kedua sektor ini.

Terakhir, regulasi selalu menjadi isu utama jika kita bicara tentang start-up dan disruptive innovation. Faktanya, regulasi memang selalu tertinggal dibandingkan dinamika pertumbuhan teknologi yang sangat pesat. Namun, yang perlu dipastikan adalah bagaimana Pemerintah bersama pihak-pihak terkait dapat menyusun regulasi yang adaptif dan tidak mematikan inovasi digital. Pemerintah saat ini telah menunjukkan tren yang positif dalam hal penyusunan regulasi, namun di internal Pemerintah sendiri terdapat perbedaan perspektif dalam menanggapi inovasi digital. Contoh yang terlihat adalah bagaimana para pemain baru di sektor on-demand transportation terkesan mendapatkan regulasi yang tidak suportif dengan menyamakan mereka dengan para pemain lama. Namun di sisi lain sektor Fintech dan e-commerce mendapat perhatian dan dukungan yang sangat banyak. Belum lagi isu-isu lain seperti perlindungan data konsumen, keamanan transaksi dan isu-isu lain yang masuk dalam ranah cyber security. Lebih jauh, keberadaan sebuah badan khusus yang fokus mengkoordinasikan isu-isu terkait ekonomi digital menjadi sebuah keharusan, mengingat selama ini isu ekonomi digital diurus secara “keroyokan” oleh berbagai instansi pemerintah. Bila semua tantangan ini bisa ditangani secara serius, dan semua potensi yang ada bisa dimaksimakan, bukan tidak mungkin kita akan melihat Indonesia berjaya sebagai kekuatan ekonomi digital di ASEAN bahkan di dunia.

Sesuai pendapat Sri Mulyani bahwa  saat ini sektor usaha di bidang jasa tumbuh cukup tinggi dibanding sektor usaha lainnya. Hal ini, kata dia, dipicu adanya generasi milenial yang memiliki daya beli sehingga berdampak terhadap pola konsumsi di masyarakat. Sri Mulyani mencontohkan hadirnya berbagai usaha di bidang jasa ojek online dan toko jual beli online. Sejumlah usaha tersebut menjadi bukti pergeseran ekonomi yang berkembang di masyarakat sekarang ini. Para pelaku usaha saling bahu membahu memberikan layanan yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Teknologi bisa mempengaruhi pola konsumsi. Ekonomi kita beberapa tahun ini sektor jasa tumbuh cukup tinggi. Ini ada hubungannya dengan generasi milenial yang memiliki daya beli dan mengubah pola pikir,” kata Sri Mulyani. Tapi sekarang konsep mengenai mobilitas itu luar biasa. Bukan tentu harus memiliki tapi bisa sharing. Kita bicara masalah telekomunikasi, zaman sudah meminta,” ucapnya. Bahkan,Sri Mulyani menggambarkan, saat ini orang terkaya di dunia tidak lagi dikuasai oleh pebisnis yang mengolah sumber daya alam. Tapi kini dikuasai oleh orang yang mampu memanfaatkan teknologi. Seperti Bill Gates dengan Microsoft, Mark Zuckerberg dengan Facebook, Jack Ma dengan Alibaba. Semua itu menjadi bukti bila saat ini sedang terjadi pergeseran ekonomi. Atau dia sebut dengan revolusi industi tahap keempat. Di mana teknologi memiliki peran terhadap tatanan perekonomian ke depan.

 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

 

KESIMPULAN

 

  1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan jumlah lapangan kerja di Indonesia. Secara khusus, setiap 1 persen peningkatan penetrasi mobile diproyeksikan menyumbang tambahan 640 juta US Dollar kepada PDB Indonesia serta membuka 10.700 lapangan kerja baru pada tahun 2020. Kontribusi sektor TIK makin terasa signifikan terhadap PDB Indonesia, mengingat sektor TIK menyumbang 7.2 persen dari total PDB Indonesia. Walaupun angka ini masih jauh dibandingkan sektor lain, namun sektor TIK mengalami pertumbuhan sekitar 10 persen yang merupakan pertumbuhan terbesar dibandingkan sektor lain. Pertumbuhan ini pun juga jauh lebih besar dibandingkan pertumbuhan rata-rata PDB nasional yang hanya 5 persen
  2. Minat seseorang untuk kembali berbelanja sangat dipengaruhi oleh kenyamanan, kepuasan serta persepsi harga yang diberikan. Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam menarik minat seseorang dalam berbelanja. Selain harga kepuasan pelanggan menjadi indikasi utama bagi para pelanggan untuk menyukai suatu toko online. Kepuasan pelanggan selama bertransaksi didasari orang kenyamanan saat berbelanja serta kepuasan setelah transaki telah berakhir

 

SARAN

  1. Tehnologi informasi dan komunikasi hendaknya dimanfaatkan dengan baik guna menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia
  2. Perlunya regulasi yang tegas dan jelas yang mengatur sistem pasar online

DAFTAR PUSTAKA

Adelaar, Thomas, 2000. “Electronic Commerce and Implifications for market Structure: The Example of the Art and Antiques Trade,’’ Journal of Computer-Mediated Communication, 5 (3).

 

Chandra, M. 2001. Pemanfaatan teknologi ultrafiltrasi untuk memproduksi karaginan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Eid, Riyad dan M. Trueman, 2002. “The Internet: New International Marketing Issues,” Management Research News, 25 (12):5-67.

 

Handojo, A, Yulia, M,, Gunadi, K 2009. Aplikasi E-Tailing Penjualan Handphone Online Pada Toko Peace Cell. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta

Jia, Shen. (2008) “User Acceptance of Social Shopping Sites: A Research Proposal.

 

Jiang, P., Rosenbloom, B. (2005). “Customer intention to return online: price perception, attribute-level performance, and satisfaction unfolding over time”. European Journal of Marketing, 39(1/2), 150-174.

Kotler, Philip (2006). Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama. Indonesia: PT. Indeks Kelompok.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2006). “Marketing Management”. Pearson Education, New Jersey.

Lee, S., Illia, A., & Lim, S. (2009). “Online Consumers’ Perception on Price Fairness”.

Oliver, Riscrd L, (1997), Satisfaction A Behavioral Perspective On The. Consumer. McGraw-Hill Education, Singapore.

Pavlou, P.A. (2003). Consumer Acceptance of Electronic Commerce: Integrating Trust and Risk with the Technology Acceptance Model. International Journal of Electronic Commerce. Vol.7, No.3, pp. 101-134.

Sivakumar, K. and Raj, S.P., (1997), “Quality Tier Competition: How Price ChangeInfluences Brand Choice and Category Choice,”Journal of Marketing, 61, 71-84.

Tsai, Shu-pei.( 2005). “Impact of personalorientation on luxury-brand purchase value An international investigation”. International Journal of Market Research (2005) Volume: 47, Issue: 4, Pages: 429-455

Turban, Efraim, et al. (2000). Electronic Commerce : A Managerial Perspective. Prentice-Hall Inc, USA

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *